WELCOME TO MY WORLD

Sabtu, 03 September 2011

Hakikat Manusia


PENDAHULUAN

 Latar Belakang
Manusia memiliki kedudukan yang paling tinggi diantara ciptaan Tuhan lainnya. Manusia memiliki sifat hakekat yang merupakan karakteristik manusia yang membedakan dengan mahluk hidup lainnya. Sifat hakekat inilah yang merupakan karakteristik manusia yang membedakannya dengan makhluk hidup lainnya. Sifat hakekat inilah yang merupakan landasan dan arah dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksional di dalam interaksi edukatif.
Oleh karena itu sasaran pendidikan adalah manusia dimana pendidikan bertujuan menumbuh kembangkan fotensi kemanusiaannya. Agar pendidikan dapat dilakukan dengan tepat dan benar, pendidikan harus memiliki gambaran yang jelas siapa manusia sebenarnya. Karenanya adalah sangat strategis, pembahasan tentang hakekat manusia bagi pengkajian seluruh upaya pendidikan.

Tujuan

Memberikan gambaran umum kepada masyarakat luas tentang sifat hakekat manusia yang sebenarnya, sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran. Selain itu juga diharapkan mampu menambah kepustakaan tentang pendidikan.

Rumusan Masalah

Dalam makalah ini dapat dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas lebih jauh, antara lain:
§  Bagaimana sifat hakekat manusia?
§  Apa saja dimensi-dimensi kepribadian ?
§  Bagaimana pengembangan dimensi-dimensi manusia ?

Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode kepustakaan yaitu mencari serta mengumpulkan data dan sumber-sumber tertulis dari buku-buku kepustakaan.

PEMBAHASAN

I.              Pengertian Hakikat Manusia
Hakekat Manusia adalah sebagai berikut :
a.    Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk   memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.    Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
c.    yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d.    Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e.    Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
f.     Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas
g.    Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
h.    Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial
i.      Mahluk hidup yang memiliki kepribadian yang tersusun dari perpaduan dan saling berhubungan dan pengaruh mempengaruhi antara unsur jasmani dan rohani.

A     Sifat Hakikat Manusia
Sifat hakikat manusia merupakan ciri-ciri yang karakteristik, yang secara principal membedakan manusia dengan hewan, walaupun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama secara biologis (lihat orang hutan). Karenanya banyak filsuf menamakan manusia identik dengan hewan seperti : Socrates, menyebut manusia Zoon Politico (hewan yang bermasyarakat); Max Schaller ; menyebutkan : Das Krantetier (hewan yang selalu bermasalah); demikian pula Charles Darwin dengan teori evolusinya telah membuktikan bahwa manusia berasal dari kera (Prima) tetapi dia gagal yang disebutnya dengan The Missing Link.

B     Wujud Sifat Hakikat Manusia
1.    Kemampuan Menyadari Diri
            Dengan kemampuan menyadari diri :
§  Manusia dapat membedakan dirinya dengan manusia lain (ia, mereka) dan dengan lingkungan non manusia (fisik).
§  Manusia dapat membuat jarak dengan manusia lain dan lingkungannya.
§  Manusia memiliki arah pandangan kedalam dan keluar.
Pandangan arah kedalam, akan memberi status lingkungan sebagai subyek berhadapan dengan aku sebagai obyek. (Penting untuk pengembangan sosial)
Pandangan arah keluar, memandang lingkungan sebagai obyek, aku sebagai obyek yang memanipulasikan lingkungan untuk aku, berpuncak pada egoisme. (Penting untuk pengembangan individualitet). Dalam pendidikan kedua arah tersebut harus dikembangkan secara seimbang
2.    Kemampuan bereksistensi
·         Kemampuan menerobos, ini bukan saja dalam kaitannya dengan soal ruang melainkan juga dengan waktu. Dengan demikian manusia tidak terbelenggu oleh tempat atau ruang ini (disini) dan waktu ini (sekarang) tetapi tidak menembus ke “sana” dan ke “masa depan”  ataupun masa “lampau”
·         Manusia bersifat aktif dan manusia dapat menjadi manejer terhadap lingkungannya
·         Kemampuan bereksistensi harus dikembangakan sejak dini, kreatifitas, keberanian, dan lain-lain.
3.    Pemilikan Kata Hati (Conselenep of Man)
·         Kata hati juga disebut dengan istilah : hati nurani, lubuk hati, suara hati, pelita hati dan lain sebagainya. Yang berarti kemampuan pada diri manusia untuk mengetahui baik buruknya perbuatan manusia termasuk pula kemampuan pengambilan keputusan atas dasar pertimbangan benar/salah, analisis yang didukung kecerdasan akal budi. Mereka yang memiliki kemampuan seperti tersebut diatas disebut tajam kata hatinya
·         Kemampuan membuat keputusan tentang baik/benar  dengan yang buruk/salah bagi manusia cara meningkatkan : melatih akal/kecerdasan dan kepekaan emosi

4.    Kecerdasan Moral
·         Moral (etika), sinkron dengan kata hati yang tajam, yang benar-benar baik yang disebut juga dengan moral yang tinggi (luhur).
·         Moral bertalian erat dengan keputusan kata hati, dan nilai-nilai kemanusiaan.
5.    Tanggung Jawab
·         Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang berwujud tanggung jawab, kepada diri sendiri, masyarakat dan Tuhan.
·         Keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan dilakukan sesuai dengant tuntutan kodrat manusia, sehingga sangsi adapun yang dituntutkan diterima dengan kerelaan dan kesadaran.
6.    Rasa Kebebasan
Rasa bebas, bukan dimaksud perbuatan bebas membabi buta, bebas dalam arti, berbuat sepanjang tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia merdeka tidak sama dengan berbuat tanpa ikatan, kemerdekaan yang sesungguhnya justru berlangsung dalam keterikatan karenanya, kemerdekaan erat kaitannya dengan kata hati dan moral orang merasa merdeka apabila perbuatannya sesuai dengan kata hatinya.
Implikasinya dalam pendidikan, mengusahakan agar anak mengenternalisasikan nilai-nilai aturan kedalam dirinya dan dirasakan sebagai miliknya
7.    Hak dan Kewajiban
Hak dan kewajiban, merupakan indikator bahwa manusia sebagai mahluk sosial.
Dalam kehidupan hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan, sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan
Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan kewajiban berkaitan erat dengan keadilan dapat dikatakan keadilan terwujud bila hak sejalan dengan kewajiban.
Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses pendidikan (disiplin)
Disiplin diri menurut selo Soemarjan (Wawancara TVRI Desember 1990) meliputi aspek yaitu :
§  Disiplin Rasional, yang bila terjadi pelanggaran menimbulkan sasaran
§  Disiplin Efektif, jika dilanggar menimbulkan rasa gelisah
§  Disiplin Sosial, jika dilanggar menimbulkan rasa malu
§  Menimbulkan rasa berdosa
8.    Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
Kebahagiaan istilah yang sulit dijabatkan dengan kata-kata, tetapi tidak sulit dirasakan. Setiap orang pasti pernah mengalami rasa bahagia (senang, gembira dan lain sebagainya).
Kebahagiaan milik manusia : kebahagiaan dapat dicapai apabila manusia dapat meningkatkan kualitas hubungannya sebagai mahluk yang memiliki kondisi serba terhubung dan dengan memahami kelebihan dan kekurangandiri sendiri. Sedangkan  dengan lingkungan alam, manusia dapat mememfaatkannya (mengeksploitasi dan dilestarikan) sembari peduli terhadap pelestarian alam dan perkembangannya dan yang menyebabkan manusia jauh dari kebahagiaan adalah tidak adanya pengenalan-pengenalan pemahaman yang seksama terhadap apa atau siapa ia berhubungan. Inilah bencana yang melanda manusia sehingga manusia jauh dari kebahagiaan dan terhadap Tuhan Maha Pencipta.
Pendidikan mempunyai peranan yang penting sebagai wahana untuk mengantar anak mencapai kebahagiaan

II.            Dimensi Hakekat Manusia Serta Potensi, Keunikan & Dinamikannya
1.Dimensi Keindividual
Banyak ahli berpendapat tentang individu :
·         Lysen mengertikan individu sebagai “orang seorang”, sesuatu yang merupakan kebutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (in divide).
·         Langeveld M.J (1995), mengertikan tidak ada individu yang identik dimuka bumi walaupun berasal dari satu sel. Setiap orang memiliki individualitas
·         Kecenderungan perbedaan ini sudah berkembang sejak usia dini. Selanjutnya berkembang setiap anak memiliki pilihan, sikap kemampuan, bakat minat yang berbeda. Keberadaan tersebut bersifat potensial perlu ditumbuh kembangkan malalui pendidikan jika tidak ia akan laten dalam pemebentukan kepribadian yang bersifat unik dalam menentukan dirinya sendiri.
2. Dimensi Kesosialan
§  Manusia disamping sebagai mahluk individual, dia juga mahluk sosial. Socrates mengatakan manusia adalah “Zoon Politicon” (Mahluk/hewan yang bermasyarakat).
·         Dimensi kesosialan pada manusia tampak jelas pada dorongan untuk bergaul manusia tidak dapat hidup seorang diri (terisolir). Manusia hanya akan menjadi manusia jika berada di antara manusia. Individualitas manusia terbentuk melalui proses interaksi (pendidikan).
3. Dimensi Kesusilaan
·         Manusia adalah mahluk susila. Dritarkara mengatakan manusia susila, yaitu manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan mewujudkan dalam perbuatan.
·         Nilai-nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi oleh manusia, mengandung makna kebaikan, keluhuran kemuliaan dan dijadikan pedoman hidup.
·         Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesediaan memikil kewajiban disamping hak
4.Dimensi Keberagamaan
§  Manusia adalah mahluk religius. Sejak zaman dahulu nenek moyang manusiameyakini akan adanya kekuatan supranatural yang menguasai hidup alam semesta ini. Untuk mendekatkan diri dan berkomunikasi dengan kekuatan tersebut ditempuh dengan ritual agama.
·         Beragama merupakan kebutuhan manusia, karena manusia adalah mahluk yang lemah memerlukan tempay bertopang demi keselamatan hidupnya. Agama sebagai sandaran vertikal manusia.
·         Penanaman sikap dan kebiasaan beragama dimulai sedini mungkin, yang melaksanakan dikeluarga dan dilanjutkan melalui pemberian pendidikan agama di sekolah
III.           Pengembangan Hakikat Manusia
Peranan pendidikan adalah manusia sehingga dengan sendirinya pengembangan dimensi hakikat manusia menjadi tugas pendidikan. Manusia lahir dikarunia dimensi hakiakt manusia, tetapi masah dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau aktualisasi dari kondisi potensi. Menjadi wuuud aktualisasi teradapat rentang proses yang mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya.
Meskipun pendidikan pada dasarnya baik (normatif) tapi dalam pelaksanaan bisa saja kemungkinan kesalahan, melenceng dari tujuan utama. Untuk itu digunakan pendekatan pengembangan yang bersifat :
1.    Pengembangan yang utuh
Tingkat keutuhan perkembangan dimensi manusia ditentukan oleh 2 faktor : Kualitas dimensi  hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan perayaan atas pengaruh perkembangan IPTEK yang sangat pesat yang memberikan dampak peningkatan prekayasaan pendidik melalui teknologi pendidikan.
Selanjutnya perkembangan yang utuh dapat dilihat dari berbagai segi yaitu.
a.    Dari wujud dimensinya
Kekuatan terjadi  anatara aspek jasmani dan rohani. Pengembangan aspek jasmaniah dan rohaniah dikatakan saja jika keduanya mendapat pelayanan secara seimbang, pengembangan dimensi keindividual, kesusilaan, kesosialan dan keberagamaan dikatakan utuh jika dimensi tersebut mendapata layanan dengan baik, tidak terjadi pengabaian terhadap salahsatunya.
b.    Dari arah pengembangan
Keutuhan pengembangan dimensi hakikat manusia dapat diarahkan kepada pengembangan dimensi keindividual, kesusilaan, kesosialan, dan keberagamaan secara terpadu, keempat dimensi tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dapat diartikan  bahwa pengembangan dimensi hakikat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras. Perkembangan dimaksud mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan yang bersifat vertikal (yang menciptakan ketinggian martabat manusia) dengan demikian secara totalitas membentuk manusia kukuh.
2.    Pengembang yang tidak utuh
Pengembangan yang tidak utuh terjadi apabila dalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani. Misal dimensi kesosialan didominasi pengembangan dimensi keindividualan atau dominan efektif di dominasi pengembangan dominan kognitif. Pengembangan yang utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak mantap. Pengembangan semacam ini merupakan pengembangan yang patologis.

IV.          Sosok Manusia Indonesia Seutuhnya
Sosok manusia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN mengenai arah pembangunan jangka panjang, hal ini berarti bahwa pengembangan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan ataupun kepuasan batinnya seperti pendidikan, rasa aman, bebas mengeluarkan pendaoat yang bertanggung jawab. Selanjutnya juga diartikan sebagai keselarasan hubungan manusia dengan Tuhannya dan hubungan bangsa-bangsa, dan juga keselarasan anatara cita-cita hidup didunia dengan kebahagiaan di akhirat.


PENUTUP

Kesimpulan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan antara lain :
1.        Sifat hakekat manusia merupakan ciri-ciri yang karakteristik yang secara prinsipil membedakannya dengan makhluk hidup lainnya.
2.        Dimensi-dimensi kepribadian manusia memiliki sifat yang unik, potensial dan dinamis, yang terbagi menjadi 4 macam dimensi yaitu : keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keberagamaan.
3.        Pengembangan dimensi manusia dapat dilakukan dengan 2 pendekatan pengembangan yaitu pengembangan yang utuh dan pengembangan yang tidak utuh.
4.        Sosok manusia indonesia seutuhnya telah dirumuskan di dalam GBHN, hal ini berarti bahwa pengembangan tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah ataupun kepuasan batiniah.

Saran

Dengan mengetahui sifat hakekat manusia diharapkan seorang calon guru dapat memberikan pengajaran yang sesuai dengan landasan dan arah, sehingga tujuan untuk menumbuhkembangkan potensi kemanusiaan dapat dilakukan dengan tepat dan benar. Selain itu, seorang calon guru diharapkan mempunyai gambaran yang jelas siapa manusia yang sebenarnya.



DAFTAR PUSTAKA



Beening F., 1951 Filsafat Dewasa ini, Jakarta; Balai Pustaka
Bloo, Benjamin. S., 1957. Mis Of Educational Objectives Domain. New york MC. Mey Company, Inc; (Reprinced by phonix press, inc. guezon City, philippines)
_____, 1974. Taxsonomi of Educational Objectives; Hanbook II; Affective Domain